Selasa, 11 Maret 2014

"Aku Anak Rohis Bukan TERORIS"



“ROHIS BUKAN TERORIS”
Baru-baru ini kita digemparkan dengan pemberitaan di  salah satu televisi nasional bahwa pola perekrutan teroris dianggap berawal mula dari organisasi keislaman di sekolah, seperti ROHIS. Hal ini sungguh sangat mengejutkan banyak pihak, termasuk para remaja aktivis rohis. Organisasi Rohis dengan sengaja dikondisikan seperti wadah untuk membentuk bibit-bibit baru teroris muda. Hal ini merupakan upaya kaum barat untuk menjauhkan para remaja saat ini dari pemahaman islami. Karna, apabila para remaja sudah mengerti tentang pemahaman islami, sudah dapat dipastikan bahwa perubahan akan segera terjadi,  yaitu berdirinya KHILAFAH kembali di muka bumi ini.
Dengan adanya pemberitaan seperti ini, akan membuat takut orang tua serta guru-guru agar mewanti-wanti  setiap muridnya ketika mengikuti organisasi keislaman di sekolah. Padahal dengan adanya organisasi keislaman di sekolah, dapat mebuat remaja rohis menjadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah.  Remaja rohis juga akan menjadi teladan yang baik bagi teman-temannya. Dengan kajian rohis pulalah aktivis remaja saat ini mampu membentengi dirinya dalam berperilaku dan bergaul.
Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengopinikan bahwa  terorisme yang telah terjadi selama ini merupakan hasil dari pembinaan ekstrakurikuler sekolah yang berbau islami. Maka, BNPT menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat berhati-hati dengan kegiatan keislaman tersebut. Dalam penyiaran berita tersebut, disebutkan ada 5 pola rekrutment teroris muda.
Seperti :
a.       Sasarannya siswa SMP akhir  dan SMA akhir dari sekolah-sekolah umum.
b.      Masuk melalui program ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah.
c.       Siswa/siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.
d.      Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa korup, dan keadilan yang tidak seimbang.
e.      Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah toghut, kafir dan musuh.

Semua pernyataan diatas membuat miris hati dari para aktivis rohis di sekolah mereka masing-masing. Poin-poin yang telah disebutkan diatas sama persis seperti apa yang mereka lakukan di sekolah mereka. Hal ini membuat para aktivis itupun menentang dengan apa yang sudah dinyatakan.

Menurut Nurmayda Rusmianti  salah satu aktivis organisasi keislaman di SMK NEGERI 1 Sangatta Utara memaparkan bahwa apa yang sudah diopinikan dan diberitakan itu tidak sesuai dengan apa yang ia alami selama mengkaji islam. Hal ini dikarenakan faktanya yang ia rasakan selama ia mengikuti kajian tersebut, ia menjadi semakin taat kepada orang tua, semakin peduli terhadap saudara sesama muslim, lebih kritis dalam menghadapi masalah, dan selalu berusaha agar tetap istiqomah di jalan ke benaran.

Bukan tidak hanya Nurmayda tadi yang menentang keberatan atas pemberitaan tersebut, ada banyak aktivis rohis lainnya yang menyatakan keberatan atas pemberitaan tersebut,selain itu mantan wartawan televisi  juga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut sudah direncanakan.adanya isu bohong itulah  yang membuat mantan wartawan televisi tersebut mngundurkan diri dari pekerjaannya. Selain itu ia juga menyebutkan bahwa ada 4 orang wartawan yang berperan  dalam isu soal agama ini, dan  setelah ditelaah, wartawan itu semuanya non muslim. inilah yang seharusnya dipahami oleh masyarakat banyak agar lebih mengkritisi lagi berita yang ada. Agar tidak terbodohi oleh produk-produk penyesatan kaum non muslim.

Rabu, 05 Maret 2014

Mencintai dengan INDAH



Ingin ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu.
Maka dengarlah,…
Saat kujatuh cinta…
Tak akan terucap…
Tak akan terkata…
Namun ku hanya akan diam…
Saat kumencintai, takkan pernah kumenyatakan.
Tak akan ku menggoreskan…
Yang kulakukan hanyalah diam…

Aku tahu, cinta adalah fitrah…
Sebuah anugrah yang tak terperih..
Karna cinta adalah kehidupan..
Karna cinta itu adalah cahaya..
Aku tau, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita..

Namun, saat rasa itu menyapa, maka hadapi dengan anggun..
Karna rasa itu, ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna.
Cinta terkadang membuatmu bahagia..
Namun, tak jarang membuatmu menderita..
Cinta adakalanya manis, bagaikan gula..
Namun, juga mampu memberi rasa pahit, yang sangat getir..
Cinta adalah perangkap rasa..
Sekali kau salah berlaku..
Maka, kau akan terkungkung dalam waktu yang lama di lingkaran derita..

Maka, agar kau dapat keluar dari belenggu itu,
Dan mampu melaluinya dengan anggun..
Maka cintailah dalam hening..Dalam diam..
Tak perlu kau berlari..tak perlu kau hindari..
Namun juga jangan kau sikapi dengan berlebihan..
Jangan kau umbar rasamu..jangan kau tumpahkan segala sukamu..

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dengan tenang..
Kita percaya takdir bukan???  Kita tahu sangat jelas bahwa Allah SWT telah mengatur dengan  begitu rapinya..
Jadi, apa yang kita risaukan? Biarkan Allah yang mengaturnya, Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan,..Dia yang kau cinta, belum tentu akan menjadi milikmu..
Atau mungkin, Dia tidak akan pernah menjadi milikmu..
Dia yang kau puja.. Yang selalu kau ingat saat siang, dan yang kau tangisi ketika malam….
Akankah Dia yang telah Allah takdirkan denganmu?

Kita tak tahu, dan tidak akan pernah tahu..Hingga saatnya tiba..Maka, kuingatkan padamu,
Tidakkah kau malu jika semua rasa itu telah kau umbar???
Namun ternyata, kelak bukan dia yang akan mendampingi mu..
Karena cinta begitu  AGUNG  untuk diumbar..
Karena cinta begitu SAKRAL untuk ditumpahkan..
Karena cinta begitu MULIA untuk ditampakkan..

Dan sadarilah, fitrah adalah pemalu.. Dan kau indah karena sifat malumu..
Lalu, masihkah kau tampak menawan, jika rasa malu itu telah kau umbar?
Masihkah kau tampak anggun, jika malu itu kau singkap?..
Jadikan malu sebagai selendangmu..maka, tawanlah hatimu sendiri..
Dalam sangkar KEIMANAN..dalam jeruji KESETIAAN..
Kesetiaan padanya yang Allah tuliskan namamu dan namanya di LauhulMahfuzh..
Jauh sebelum bumi dan langit diciptakan..

Maka, kuberitahukan kepadamu..peganglah kendali hatimu..
Jangan kau lepaskan..acuhkan semua godaan yang menghampirimu..
Cinta bukan untuk kau hancurkan..bukan juga untuk kau musnahkan..
Namun, cinta hanya butuh kau kendalikan..
Hanya cukup kau arahkan..

Yang kau butuhkan hanya waktu, kesabaran dan kepercayaan..
Maka peganglah kendali hatimu..
Lalu, arahkan pada-Nya..dan cintailah dalam DIAM..
Dalam HENING..itu akan jauh lebih INDAH..

Do’a terakhirku…
Hanya dapat berharap agar Allah mengijinkanku menggelar sajadah dibelakangnya..
Dan, menjadikannya ABI bagi buah hatiku..
Tetapi,…untuk saat ini.. aku hanya bisa mengalihkan syahdunya cinta ini….
Karna sesungguhnya, mustahil apabila aku menghapus cinta padanya..
Dan apabila, dengan mengalihkan ini dapat membuat cinta ini menjadi ANGGUN..
Maka, akan kulakukan agar aku dapat terlihat sebagai wanita yang faham.

"Salah persepsi tentang Kesetaraan Gender"




           Kesetaraan gender adalah penempatan dimana kaum perempuan akan menjadi sama derajatnya seperti seorang laki-laki. Dulu, setelah revolusi Amerika tahun 1776 dan revolusi prancis tahun 1792 seorang perempuan dianggap memiliki posisi yang kurang beruntung. Hal ini menyebabkan seorang perempuan tidak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, bekerja, dan berorganisasi. Jadi, ide kesetaraan gender ini bukan sejarah kultur dari negeri Indonesia  melainkan dari negeri Amerika.
            Dahulu ide kesetaraan gender ini diusung pertama kali di Middleburg, Belanda. Organisasi ini bernama “perkumpulan masyarakat ilmiah”. Ide ini diusung oleh gerakan feminisme. Feminisme ini dicetuskan oleh Charles Fourier, pada tahun 1837. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengakhiri masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Seperti, dibatasinya gerak perempuan keluar rumah untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dll.
            Ide kesetaraan ini memberikan sedikit dampak positif bagi Negara luar. Seperti, Amerika, Belanda, dan Eropa. Perjuangan organisasi “perkumpulan masyarakat ilmiah” memberikan kontribusi terhadap dunia. Bahwa akhirnya akibat pergerakan yang telah terjadi, maka dinaikkannya derajat kaum perempuan di daerah tersebut.sehingga kaum perempuan yang berada di Negara tersebut sudah dapat menikmati hak untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan dengan gaji yang sesuai, pemberantasan perbudakan perempuan,dll.
            Tetapi, dari beberapa dampak positif tersebut, ide kesetaraan gender yang diusung oleh negeri barat ini memiliki banyak dampak negatif. Seperti, ditularkannya ide pemikiran ini terhadap Negara Indonesia yang tidak ada sangkut pautnya terhadap sejarah yang telah mereka alami.maka, akhirnya kesetaraan gender yang dianggap menyamaratakan hak perempuan dan laki-laki adalah salah. Karna, pada hakikatnya kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum wanita yang telah mempunyai tugas yang pas untuk mereka yaitu, untuk mengurus dan mengontrol kaum perempuan Kemudian, kaum perempuan hanyalah berhak untuk memenuhi haknya untuk mencari ilmu, bekerja,dll atas izin suami serta memelihara diri ketika suami sedang bekerja atau tidak ada di rumah.
            Mari kita kaji lagi, kesetaraan gender seperti apakah yang diinginkan oleh R.A Kartini..? apakah ide dan tujuannya sama seperti yang diusungkan oleh negeri barat ini..? ataukah R.A Kartini mempunyai persepsi sendiri tentang perjuangannya di jaman penjajahan silam. Seperti contoh dahulu ketika penjajahan terjadi di Indonesia banyaknya kaum penjajah yang bertindak semena-mena terhadap kaum pribumi atau penduduk asli Indonesia, terutama kaum perempuan. Masa itu kaum perempuan sangat tertinggal di dalam pendidikan. Lalu R.A Kartini dengan semangat juang beliau mencoba berbuat untuk kaum pribumi yaitu salah satunya dengan mendirikan sekolah khusus keputrian.
            R.A Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah 21 April 1879, kemudian beliau menghembuskan nafas yang terakhir di Rembang, Jawa Tengah 17 September 1904 ketika beliau menginjak umur 25 tahun. Ayah R.A Kartini bernama R.M Sosriningrat dan ibunya adalah istri kedua dari R.M Sosroningrat bernama M.A Ngasirah. Nenek dari ibunya RA.Kartini bernama Nyai Haji Siti Aminah dan kakeknya bernama Kyai Haji Madirono. Kartini adalah ana ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Sedangkan, Kakek dari ayah Kartini bernama Pangeran Ario Tjondronegoro IV.


Dahulu, di ujung kematian RA.Kartini, ia sempat menuliskan sebuah surat yang isinya bahwa ia sudah sangat menyesal karna telah jauh menyimpang dari ajaran Islam, Al-qur’an dan hadist.inilah kutipan ibu kartini kepada nyonya Abendanon,27 oktober 1902 “ Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?”
            Pendidikan sekolah keputrian yang didirikan ibu Kartini memang juga telah memberikan banyak kontribusi bagi Negara ini. Yaitu, memberikan hak perempuan untuk menuntut ilmu, bekerja, dll. Jadi sampai saat ini kita bisa merasakan kenyamanan tersebut, tetapi yang perlu kita ketahui adalah ibu kartini pun hanya ingin hak nya sama, tetapi tidak pada kodratnya.


Selasa, 04 Maret 2014

Atas Nama CINTA

Cinta, satu kata yang tak kan habis dibicarakan sepanjang waktu, kata yang akan terus laku dijual dalam dunia cerita, dunia layar, dan dunia nyata. Cinta itu tidak bisa dilihat namun nyata bisa dirasakan. Cinta tidak dapat diciptakan atau dipaksakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat beralih bentuk.
Cinta dapat ditemukan pada semua hal.Atas nama cinta banyak orang memperoleh kebahagiaan, atas nama cinta pula banyak orang menuai luka nestapa. Karena cinta seseorang yang gagap tiba-tiba menjadi puitis, karena cinta pula seseorang ahli sastra seolah seperti anak kecil yang baru belajar bicara.
Cinta bisa membuat seorang pengecut menjadi pemberani, membuat yang paling berani menjadi jinak dihadapannya. Demi tak ada lautan yang tak bisa diseberangi, tak ada gunung yang tak bisa didaki. Karena cinta pembunuh akan jadi penyayang yang paling baik, cinta pula yang memberi harapan kepada yang putus asa.  Atas nama cinta.
Sungguh mulia cinta, ia putih, suci bersih tanpa noda. Cinta adalah kasih sayang yang tulus, yang diberikan pencipta kita Allah swt., Dialah sumber segala kasih sayang dan cinta yang ada di permukaan bumi dan langit serta yang ada diantara keduanya. Allah-lah yang berkehendak menjadikan setiap akal dan hati kita cenderung pada perasaan saling menyayangi, saling membutuhkan. Bukan hanya butuh untuk dicintai, tapi juga butuh untuk mencintai. Cinta adalah fitrah manusia. Tanpa cinta takkan lengkap keberadaan kita sebagai manusia, takkan sempurna kita sebagai makhluk Allah.
Sejak awal penciptaan kita pun, cinta telah berperan disana. Manusia dimulai dari ketiadaan, ruang kosong tanpa waktu, lalu Allah berkehendak menjadikan kita dengan cinta-Nya. Ditiupkan-Nya ruh kepada kita, yang membuat kita menjadi ada. Yang membuat kita bisa merasakan lezatnya hidangan yang kita santap, sejuknya udara disaat hujan mereda, dan membuat semua indra kita bisa berfungsi. Tanpa kehendak Allah dan tanpa izin-Nya, mustahil semua yang ada pada diri kita bisa kita nikmati. Mustahil.
Lalu kita tumbuh dan berkembang di dalam cinta di rahim ibu kita yang tersayang, yang diawali dari pernikahan mulia ayah dan ibu kita. Mereka berdua setiap hari melihat perkembangan kita. Ayah kita begitu gembira menanti kedatangan kita, ditengah usahanya menafkahi ibu dan calon anaknya serta menabung untuk kelahiran buah hatinya ia tak jarang mengingat kita, selalu terusik kerjanya bila muncul pertanyaan ”apakah anakku baik-baik saja?”. Setiap upah yang ia terima selaslu diprioritaskannya untuk kita nanti, sering ayah dan ibu kita menahan lapar dengan alasan ”ini untuk si kecil nanti..”.
Ibu, sungguh tak terhitung jasamu ya ibuku tersayang. Setiap hari kita memberatkan dan membatasi mereka dengan tubuh kita yang setiap hari semakin membesar. Setiap hari disibukkannya dengan membaca buku ”bagaimana mempersiapkan kedatangan seorang bayi?”. Ibu kita makan makanan yang bergizi walaupun saat itu mereka tidak menginginkan, bukan karena apa-apa, karena kita membutuhkan gizi dan makanan yang baik. Di masa-masa menjelang kelahiran, semua keluarga besar bergembira, ayah dan ibu kita berdiskusi memilih nama apa yang paling tepat untuk kita.
Sampai kelahiran kita pun dipenuhi dengan cinta yang tulus. Perasaan senang, kuatir dan takut bercampur menjadi satu pada diri mereka berdua. Senang karena kita akan segera lahir ke dunia, kuatir dengan proses persalinan yang mereka lakukan, dan takut jangan-jangan Allah memanggilnya ketika melahirkan kita, sehingga ibu kita tidak bisa menemani dan membimbing kita menjadi dewasa dan menjadi anak yang shalih. Setiap teriakan yang dia keluarkan menambah kecemasan ayah kita yang setia menunggu proses kelahiran kita, bagi ayah kita, itulah waktu terlama yang pernah ia rasakan, ia berpikir ”Ya Allah, saat ini, apapun tidak berarti kecuali kelahiran buah hatiku”.
Teriakan demi teriakan berlanjut, setiap teriakan manggambarkan pertaruhan nyawa yang sedang dilakukan oleh ibu kita. Demi buah hatinya, tak tersisip sedikitpun rasa gentar menjalani semua itu. Lalu lahirlah kita. Dengan teriakan yang nyaring dan menggema, diperlihatkan wajah kita yang masih belum bisa membuka mata dan masih bermandikan darah ibu kita. Ia tersenyum, merasa dirinya paling bahagia di seluruh semesta. Padahal tadi ia berteriak-teriak kesakitan, semua hilang seketika melihat wajah kita. Inilah cinta. Ayah pun menghambur masuk, mencium ibu dan segera mengumandangkan adzan ke telinga kita, tanda syukur yang mendalam, buyar sudah semua cemas-galaunya. Inilah cinta.
Ketika kita tumbuh dan berkembangpun semuanya diliputi kehangatan cinta, tangis kita menjadi usikan dikala mereka berdua tidur, tapi dengan senang hati ibu bangun, mengganti popok yang basah, menenangkan kita yang rewel untuk tidur kembali, tak berapa saat kita pun membangunkan kembali tidur mereka yang baru sedikit pulas, kali ini karena lapar. Dengan penuh kesabaran, kembali ibu bangun dan menyusui kita sampai kita tenang dan tertidur kembali. Inilah namanya cinta.
Ketika kita beranjak dewasa, mereka mendengarkan semua keluhan dan makian kita, suara kita yang keras saat marah dengan mereka, mereka balas dengan nasihat yang tulus. Diajarinya kita semua hal tentang dunia dan hidup. Setiap hari tak lupa didoakannya kita setelah shalatnya, sampai detik inipun ia masih berdoa.. ”ya Allah, jadikanlah putra-putriku sedap dipandang mata dan berikanlah mereka hati yang lembut dan keshalihan”. Seringkali mereka menangis disaat kita membentak mereka, sakit. Tapi esoknya, kembali diperlihatnkannya wajah dan senyum cerianya, kembali memasak makanan dan menyiapkan pakaian kita. Tanpa keluhan. Inilah cinta
Tapi, mari kita putar balik memori kita. Tulusnya cinta kedua orangtua kita yang selalu memberi tanpa pamrih, sudahkah kita menghargainya dan mengingatnya? Pernahkah kita memberikan hadiah kepada ibu kita, memberikan sekuntum bunga kepada ibu kita, atau sekedar memeluk ibu kita dan mengucapkan ”terima kasih ya ibu..” atas pemberiannya yang tak kan bisa kita balas? Pernahkah kita mengucapkan ”terima kasih ayah, atas upayamu menghidupi dan mencukupi keluarga..” atau pernahkah kita meminta maaf saat kita melakukan kesalahan pada ayah kita? Atau sekedar berdoa bagi mereka berdua setelah shalat? Ingatkah kita pada mereka berdua disaat kita mendapatkan kesenangan?
Lebih jauh lagi, apakah kita termasuk orang yang mengingkari cinta yang diberikan Allah dan rasulnya Muhammad. Kita mengaku ummat Muhammad, menulisnya dalam kolom tokoh idola kita, tapi mungkin tak sedikitpun merindukannya. Padahal rasulullah, manusia mulia yang dijamin masuk surga rela dilempari dengan batu hingga kakinya berdarah, rela dihina, dimaki, dilempari kotoran, demi kita, demi ummatnya. Bahkan sampai wafatnya pun rasul selalu memikirkan ummatnya lebih daripada dia dan keluarganya.
”Ummati.. ummati.. ummati..” itulah kata-kata terakhirnya. Padahal jika tidak ada rasul dan agama yang dibawanya, mana mungkin kita mempunyai kedua orang tua yang baik. Tanpa izin Allah, sumber segala cinta, bagaimanakah orangtua kita bisa ada di dunia ini. Maka kepada Allah-lah kita harus berterimakasih paling banyak dan paling besar, bersyukurlah. Lalu bershalawatlah kepada nabi Muhammad saw. yang memperjuangkan agama Islam dengan darah dan bahaya serta kesusahan  Berikutnya adalah kepada kedua orangtua, atas cinta kasih mereka.
Kita lebih cenderung pada tipuan dunia dibanding mengikuti ajaran Allah yang dibawa oleh Muhammad saw., pun kepada kedua orangtua kita juga seperti itu, kebaikan mereka kita anggap kewajaran yang sangat jarang kita hargai. Kita hanyut begitu saja saat nafsu muncul dalam diri kita. Kita lebih percaya pada kata-kata di televisi, media dan seruan orang lain dibanding orangtua kita.
Kita mungkin tidak mengetahui, ternyata ada orang-orang munafik, kafir dan musyrik yang sengaja ingin menjatuhkan agama Islam yang sempurna dengan berbagai cara dan upaya yang mereka lakukan. Mereka tau pemuda adalah tumpuan ummat, ketika rusak pemuda, maka rusaklah ummat itu pada akhirmya. Mereka lalu memperkenalkan kepada kita budaya-budaya hedonis mereka atas nama cinta, padahal tidak lain hanyalah nafsu yang mereka katakan cinta. Mereka begitu cantik membungkus budaya sampah mereka dengan jargon-jargon, dengan propaganda, iklan dan opini sehingga pemuda muslim tunduk dibuatnya, membebek mereka.
Padahal tujuan mereka sangat jelas. Menjauhkan pemuda dari Islam. Membuat pemuda Islam berfikir bahwa pengajian itu kolot, Islam itu ketinggalan zaman, aturan Allah itu kejam dan lain sebagainya. Satu-satunya yang mereka khawatirkan adalah apabila al-Qur’an dan as-Sunnah menyatu dalam akal dan perasaan setiap pribadi pemuda di dalam masyarakat dan menjelma menjadi peraturan hidup yang diterapkan secara formal dalam kehidupan. Mereka takut dengan itu. Saking cemasnya mereka berusaha agar jangan sampai bersatu antara Islam dan kaum muslim, terutama pemudanya. Karena kalau sampai itu terjadi, maka akan terlihatlah wajah asli mereka yang buruk.
Hanya ada dua jalan yang dijadikan Allah swt. satu menuju ke surga yang diridhai-Nya, satu menuju ke Neraka. Dan hanya ada satu jalan ke surga, yaitu mengambil Islam secara kaaffah. Islam adalah sistem hidup yang sempurna, ia menyediakan semua solusi permasalahan. Dan tidaklah diperkenankan untuk menyembah sesuatu selain Allah, ataupun mengambil ajaran selain Islam, karena itupun berati menyekutukan Allah swt. yang telah menurunkan Islam secara sempurna.
Jangan nodai nama cinta dengan mengatas namakan cinta atas pekerjaan nafsu. Karena cinta berbeda dengan nafsu. Cinta tak akan pernah menginginkan yang dicintai menjadi sengsara dan susah. Jangan katakan cinta apabila ia tahu perbuatannya akan mengantarkan yang dicintainya ke api neraka sementara ia tetap melakukannya. Bukan cinta bila lebih mementingkan ajaran lain selain ajaran nabi Muhammad saw.
Ya Allah, sesungguhnya banyak sekali salah dan khilaf  kami kepada-Mu. Kami tahu api neraka itu panas, tetapi tetap saja kami melakukan yang dilarang oleh-Mu. Kami tahu surga itu ni’mat tapi kami tidak berusaha dan bersegera meraihnya. Kami terkadang sombong dengan karunia-Mu, padahal semua yang kami punya dapat Engkau ambil kapanpun Engkau menginginkannya. Kami jarang sekali berbuat baik kepada kedua orangtua kami, seringkali kami membentaknya, memarahinya, memakinya, padahal kami tau ridha orangtua kami adalah ridha-Mu, dan murka orangtua kami adalah murka-Mu.
Ya Allah jadikanlah mereka berumur panjang agar kami dapat sedikit membalas kebaikan-kebaikan mereka yang tak akan bisa kami balas. Jangan jadikan kami orang yang menyesal dan baru menyadari semua kesalahan kami justru pada saat mereka tiada. Ampunilah pada kedua orangtua kami dosa-dosa yang pernah mereka lakukan karena Engkaulah Maha Pemberi Taubat dan Maha Penyayang. Ya Allah kami lemah, tidak memiliki apapun untuk membahagiakan mereka, maka jadikanlah kami anak yang shalih dan shalihah, karena inilah yang baru dapat kami lakukan pada mereka. Rabbana atiina fi ad-dunya hasanah, wa fi al-akhirati hasanah, wa qiina adzab an-naar. wa al-hamdulillahi rabb al-alamin.
Wallahua’lam bi ash-shawab
akhukum,