Kesetaraan gender adalah penempatan dimana kaum perempuan akan menjadi sama derajatnya
seperti seorang laki-laki. Dulu, setelah revolusi Amerika tahun 1776 dan
revolusi prancis tahun 1792 seorang perempuan dianggap memiliki posisi yang
kurang beruntung. Hal ini menyebabkan seorang perempuan tidak memiliki hak
untuk mendapatkan pendidikan, bekerja, dan berorganisasi. Jadi, ide kesetaraan
gender ini bukan sejarah kultur dari negeri Indonesia melainkan dari negeri Amerika.
Dahulu
ide kesetaraan gender ini diusung pertama kali di Middleburg, Belanda.
Organisasi ini bernama “perkumpulan masyarakat ilmiah”. Ide ini diusung oleh
gerakan feminisme. Feminisme ini dicetuskan oleh Charles Fourier, pada tahun
1837. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengakhiri masa-masa pemasungan
terhadap kebebasan perempuan. Seperti, dibatasinya gerak perempuan keluar rumah
untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dll.
Ide
kesetaraan ini memberikan sedikit dampak positif bagi Negara luar. Seperti,
Amerika, Belanda, dan Eropa. Perjuangan organisasi “perkumpulan masyarakat
ilmiah” memberikan kontribusi terhadap dunia. Bahwa akhirnya akibat pergerakan
yang telah terjadi, maka dinaikkannya derajat kaum perempuan di daerah
tersebut.sehingga kaum perempuan yang berada di Negara tersebut sudah dapat
menikmati hak untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan dengan gaji yang sesuai,
pemberantasan perbudakan perempuan,dll.
Tetapi,
dari beberapa dampak positif tersebut, ide kesetaraan gender yang diusung oleh
negeri barat ini memiliki banyak dampak negatif. Seperti, ditularkannya ide
pemikiran ini terhadap Negara Indonesia yang tidak ada sangkut pautnya terhadap
sejarah yang telah mereka alami.maka, akhirnya kesetaraan gender yang dianggap
menyamaratakan hak perempuan dan laki-laki adalah salah. Karna, pada hakikatnya
kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum wanita yang telah mempunyai tugas yang
pas untuk mereka yaitu, untuk mengurus dan mengontrol kaum perempuan Kemudian,
kaum perempuan hanyalah berhak untuk memenuhi haknya untuk mencari ilmu,
bekerja,dll atas izin suami serta memelihara diri ketika suami sedang bekerja
atau tidak ada di rumah.
Mari
kita kaji lagi, kesetaraan gender seperti apakah yang diinginkan oleh R.A Kartini..?
apakah ide dan tujuannya sama seperti yang diusungkan oleh negeri barat ini..?
ataukah R.A Kartini mempunyai persepsi sendiri tentang perjuangannya di jaman
penjajahan silam. Seperti contoh dahulu ketika penjajahan terjadi di Indonesia
banyaknya kaum penjajah yang bertindak semena-mena terhadap kaum pribumi atau
penduduk asli Indonesia, terutama kaum perempuan. Masa itu kaum perempuan
sangat tertinggal di dalam pendidikan. Lalu R.A Kartini dengan semangat juang
beliau mencoba berbuat untuk kaum pribumi yaitu salah satunya dengan mendirikan
sekolah khusus keputrian.
R.A
Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah 21 April 1879, kemudian beliau
menghembuskan nafas yang terakhir di Rembang, Jawa Tengah 17 September 1904
ketika beliau menginjak umur 25 tahun. Ayah R.A Kartini bernama R.M
Sosriningrat dan ibunya adalah istri kedua dari R.M Sosroningrat bernama M.A
Ngasirah. Nenek dari ibunya RA.Kartini bernama Nyai Haji Siti Aminah dan
kakeknya bernama Kyai Haji Madirono. Kartini adalah ana ke-5 dari 11 bersaudara
kandung dan tiri. Sedangkan, Kakek dari ayah Kartini bernama Pangeran Ario
Tjondronegoro IV.
Dahulu, di ujung kematian RA.Kartini, ia sempat
menuliskan sebuah surat yang isinya bahwa ia sudah sangat menyesal karna telah
jauh menyimpang dari ajaran Islam, Al-qur’an dan hadist.inilah kutipan ibu
kartini kepada nyonya Abendanon,27 oktober 1902 “ Sudah lewat masanya, tadinya
kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling
baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap
masyarakat eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang
indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut
disebut sebagai peradaban?”
Pendidikan
sekolah keputrian yang didirikan ibu Kartini memang juga telah memberikan
banyak kontribusi bagi Negara ini. Yaitu, memberikan hak perempuan untuk
menuntut ilmu, bekerja, dll. Jadi sampai saat ini kita bisa merasakan
kenyamanan tersebut, tetapi yang perlu kita ketahui adalah ibu kartini pun
hanya ingin hak nya sama, tetapi tidak pada kodratnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar