Rabu, 05 Maret 2014

"Salah persepsi tentang Kesetaraan Gender"




           Kesetaraan gender adalah penempatan dimana kaum perempuan akan menjadi sama derajatnya seperti seorang laki-laki. Dulu, setelah revolusi Amerika tahun 1776 dan revolusi prancis tahun 1792 seorang perempuan dianggap memiliki posisi yang kurang beruntung. Hal ini menyebabkan seorang perempuan tidak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, bekerja, dan berorganisasi. Jadi, ide kesetaraan gender ini bukan sejarah kultur dari negeri Indonesia  melainkan dari negeri Amerika.
            Dahulu ide kesetaraan gender ini diusung pertama kali di Middleburg, Belanda. Organisasi ini bernama “perkumpulan masyarakat ilmiah”. Ide ini diusung oleh gerakan feminisme. Feminisme ini dicetuskan oleh Charles Fourier, pada tahun 1837. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengakhiri masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Seperti, dibatasinya gerak perempuan keluar rumah untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dll.
            Ide kesetaraan ini memberikan sedikit dampak positif bagi Negara luar. Seperti, Amerika, Belanda, dan Eropa. Perjuangan organisasi “perkumpulan masyarakat ilmiah” memberikan kontribusi terhadap dunia. Bahwa akhirnya akibat pergerakan yang telah terjadi, maka dinaikkannya derajat kaum perempuan di daerah tersebut.sehingga kaum perempuan yang berada di Negara tersebut sudah dapat menikmati hak untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan dengan gaji yang sesuai, pemberantasan perbudakan perempuan,dll.
            Tetapi, dari beberapa dampak positif tersebut, ide kesetaraan gender yang diusung oleh negeri barat ini memiliki banyak dampak negatif. Seperti, ditularkannya ide pemikiran ini terhadap Negara Indonesia yang tidak ada sangkut pautnya terhadap sejarah yang telah mereka alami.maka, akhirnya kesetaraan gender yang dianggap menyamaratakan hak perempuan dan laki-laki adalah salah. Karna, pada hakikatnya kaum laki-laki adalah pemimpin atas kaum wanita yang telah mempunyai tugas yang pas untuk mereka yaitu, untuk mengurus dan mengontrol kaum perempuan Kemudian, kaum perempuan hanyalah berhak untuk memenuhi haknya untuk mencari ilmu, bekerja,dll atas izin suami serta memelihara diri ketika suami sedang bekerja atau tidak ada di rumah.
            Mari kita kaji lagi, kesetaraan gender seperti apakah yang diinginkan oleh R.A Kartini..? apakah ide dan tujuannya sama seperti yang diusungkan oleh negeri barat ini..? ataukah R.A Kartini mempunyai persepsi sendiri tentang perjuangannya di jaman penjajahan silam. Seperti contoh dahulu ketika penjajahan terjadi di Indonesia banyaknya kaum penjajah yang bertindak semena-mena terhadap kaum pribumi atau penduduk asli Indonesia, terutama kaum perempuan. Masa itu kaum perempuan sangat tertinggal di dalam pendidikan. Lalu R.A Kartini dengan semangat juang beliau mencoba berbuat untuk kaum pribumi yaitu salah satunya dengan mendirikan sekolah khusus keputrian.
            R.A Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah 21 April 1879, kemudian beliau menghembuskan nafas yang terakhir di Rembang, Jawa Tengah 17 September 1904 ketika beliau menginjak umur 25 tahun. Ayah R.A Kartini bernama R.M Sosriningrat dan ibunya adalah istri kedua dari R.M Sosroningrat bernama M.A Ngasirah. Nenek dari ibunya RA.Kartini bernama Nyai Haji Siti Aminah dan kakeknya bernama Kyai Haji Madirono. Kartini adalah ana ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Sedangkan, Kakek dari ayah Kartini bernama Pangeran Ario Tjondronegoro IV.


Dahulu, di ujung kematian RA.Kartini, ia sempat menuliskan sebuah surat yang isinya bahwa ia sudah sangat menyesal karna telah jauh menyimpang dari ajaran Islam, Al-qur’an dan hadist.inilah kutipan ibu kartini kepada nyonya Abendanon,27 oktober 1902 “ Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?”
            Pendidikan sekolah keputrian yang didirikan ibu Kartini memang juga telah memberikan banyak kontribusi bagi Negara ini. Yaitu, memberikan hak perempuan untuk menuntut ilmu, bekerja, dll. Jadi sampai saat ini kita bisa merasakan kenyamanan tersebut, tetapi yang perlu kita ketahui adalah ibu kartini pun hanya ingin hak nya sama, tetapi tidak pada kodratnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar