“ROHIS BUKAN TERORIS”
Baru-baru
ini kita digemparkan dengan pemberitaan di salah satu televisi nasional bahwa pola perekrutan teroris dianggap berawal mula dari
organisasi keislaman di sekolah, seperti ROHIS. Hal ini sungguh sangat
mengejutkan banyak pihak, termasuk para remaja aktivis rohis. Organisasi Rohis
dengan sengaja dikondisikan seperti wadah untuk membentuk bibit-bibit baru
teroris muda. Hal ini merupakan upaya kaum barat untuk menjauhkan para remaja
saat ini dari pemahaman islami. Karna, apabila para remaja sudah mengerti
tentang pemahaman islami, sudah dapat dipastikan bahwa perubahan akan segera
terjadi, yaitu berdirinya KHILAFAH
kembali di muka bumi ini.
Dengan
adanya pemberitaan seperti ini, akan membuat takut orang tua serta guru-guru
agar mewanti-wanti setiap muridnya
ketika mengikuti organisasi keislaman di sekolah. Padahal dengan adanya
organisasi keislaman di sekolah, dapat mebuat remaja rohis menjadi lebih dewasa
dalam menghadapi masalah. Remaja rohis
juga akan menjadi teladan yang baik bagi teman-temannya. Dengan kajian rohis
pulalah aktivis remaja saat ini mampu membentengi dirinya dalam berperilaku dan
bergaul.
Badan
Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengopinikan bahwa terorisme yang telah terjadi selama ini
merupakan hasil dari pembinaan ekstrakurikuler sekolah yang berbau islami.
Maka, BNPT menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat berhati-hati dengan
kegiatan keislaman tersebut. Dalam penyiaran berita tersebut, disebutkan ada 5
pola rekrutment teroris muda.
Seperti :
a.
Sasarannya siswa SMP akhir dan SMA akhir dari sekolah-sekolah umum.
b.
Masuk melalui program
ekstrakulikuler di masjid-masjid sekolah.
c.
Siswa/siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi
di luar sekolah.
d.
Dijejali berbagai kondisi sosial
yang buruk, penguasa korup, dan keadilan yang tidak seimbang.
e.
Dijejali dengan doktrin bahwa
penguasa adalah toghut, kafir dan musuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar